Isenk2 Ajjacchh...

Cinta,,, semakin q ingin mengerti tentangnya, semakin pula tak kupahami apa maknanya...
kata orang cinta itu rumit,
cinta itu indah,
cinta itu fitroh atu suci,
cinta itu buta,
dan banyak lagi makna2 kecil tentang cinta yang aku dengar...
menurut Ibnu Qayyim: "Tidak
ada batasan cinta yang lebih jelas
daripada kata cinta itu sendiri,
membatasinya justru hanya akan menambah
kabur dan kering maknanya".
ake setuju dengan pernyataan ini, karena menurutku cinta memang tidah terbata oleh apapun karena hakikat cinta sendiri datangnya dari Sang Maha Segalanya...
yang paling sering menjadi pertentangan yaitu cinta kepada lain jenis yang belum seharusnya kita berbagi cinta dengannya...
YaCh,,, Cinta pada lain jenis memang sangat membingungkan dan GeJe dotcom,,
sampai saat inipun aku bingung apa yang sebenarnya aku rasa,, ada rasa apel, anggur, rambutan dll hehehe tambah geje kan...
Nulis inipun juga ku bingug,, Terussssss,,,,,,,,,,,,,,,,,,, mboh lahhh....
Category: 0 komentar

Pos_Tink

Untuk memiliki kebesaran hati, tentu harus berangkat dengan senantiasa membesarkan kebesaran Yang Maha Besar,, karena dengan tetap menoleh pada kebesarannya maka takkan ada masalah yang kita anggap besar kecuali kealpaan kita terhadap kebesaran_Nya.. Muhasabah Binafsik..
Category: 0 komentar

Ya Sudahlah

Alhamdulillah semalem perjalanan dari jogja ke pati ke malang akhirnya sampai juga ke malang dengan selamat,,,
sekali lagi alhamdulillah bisa kembali ke asrama MSAA tercinta dan bertemu dengan teman2 tercintaku,,,
Sunnah Rosul,, Alhamdulillah lagi hehehe dapet tumpangan kamar untk sementara xixixixi.. :p
Malang,,, yachh.. inilah kota malang dengan kesejukan dan hawa dinginnya yang khas,, aku suka hidup dimalang,, banyak kuliner yang murah meriah plus Lezat dan yang tak kalah pentingnya ada yang bisa kulihat sebagai penentram hati hehehe... GeJe dotcom :p
Category: 0 komentar

Mushtafa Luthfi Al-Manfaluthi (Nushus Adab)

Riwayat Hidup Mushtafa Luthfi Al-Manfaluthi

Al-Sayyid Mushtafa Luthfi al-Manfaluthi dilahirkan di kota Manfaluth, salah satu kota di propinsi Asiyuth (Tempat lahirnya Imam al-Suyuthi), pada tahun 1876 M. Manfaluthi tumbuh dalam keluarga terhormat dan sudah turun temurun memegang jabatan Qadha Syariat dan Organisasi Shufiyah semenjak 200 tahun. al-Manfaluthi mengikuti jejak orang tua dan moyangnya dalam belajar dan menimba pengetahuan. Karya-karyanya dikenal dengan gaya bahasa yang sangat indah dan romantis dan dia seorang sastrawan mesir yang banyak menyadur karya-karya sastrawan asing seperti novel sang penyair salah satu karyanya merupakan saduran dari karya Edmund Rustau, sastrawan Prancis.

Dia mula-mula belajar di Kuttab kampung seperti tradisi-tradisi yang berjalan pada waktu itu di berbagai wilayah Mesir. Dia hafal al-Qur`an semuanya ketika usianya masih belum mencapai 11 tahun. Kemudian ayahnya mengirimkannya ke al-Azhar bersama beberapa orang temannya sekampung. Dan ketika itu dia mendapat kesempatan belajar di bawah bimbingan Syaikh M. Abduh. Setelah Abduh meninggal dunia, al-Manfaluthi pulang kampung dan mengkhususkan waktu selama dua tahun untuk mempelajari kitab-kitab sastra klasik seperti karya-karya Ibnu al-Muqaffa’, al-Jahizh, al-Mutanabbi, dan Abu al-A’la al-Ma’arri,

Ketika sudah mencapai kematangan intelektual dan mempunyai karakteristik tersendiri yang belandaskan perasaan dan kepekaan jiwanya. Al-Manfaluthi mempunyai berbagai karya sastra yang sangat banyak. Berbagai pendapat dan tanggapan bermunculan menyambutnya dan menjadi pusat perhatian dan penelitian. Semua itu sebagai bukti bahwa karya-karyanya tercipta dari sebuah kematangan dan merupakan ungkapan yang terlahir dari sebuah bakat yang murni. Karya-karyanya menjadi saksi kebesaran dan kemampuannya.

Al-Manfaluthi pada awalnya menerbitkan karya-karyanya sehingga sampai kepada khalayak lewat beberapa media massa lokal seperti majalah-majalah al-Fallah, al-Hilal, al-Jami’ah, al-Umdah, dan lain-lain. Kemudian secara perlahan dia menerbitkan karyanya lewat media terbesar saat itu, yaitu al-Muayyad. Di al-Muayyad dia menulis secara rutin dalam judul Nazharaat (Renungan-renungan) yang kemudian dikompilasi menjadi buku dengan judul yang sama sebanyak tiga juz. Beberapa karyanya yang lain adalah, al-’Abarat, fi Sabilit Taj, al-Syair (Sang Penyair), Majdulin (Magdalena), al-Fadhilah, dan Mukhtarat al-Manfaluthi.

Al-Manfaluthi bukanlah seorang penulis sejarah sastra dan tidak pernah menulis buku yang bersifat pengajaran atau pembudayaan. Sastranya berkisar seputar apa yang bisa kita sebut dengan al-Adab al-Infi’aly (sastra emosi/perasaan), impresif. Dan barangkali termasuk dalam sastra dzauqi (rasa). Kalau Rifa’ah al-Thahtawi kita kenal sebagai pioneer terjemah di Mesir, al-Barudi sebagai keagungan sastra Arab dan mengembalikannya pada orisinalitasnya, maka Mushtafa al-Manfaluthi adalah pioneer penulisan prosa bebas yang melepaskannya dari ikatan-ikatan saja’ (kesajakan lafazh), Jinas, dan penghiasan kata-kata yang tidak perlu, dalam aliran sastra prosa konservatif.

Mushtafa Luthfi Al-Manfaluthi, sastrawan besar mesir ini selain dikenal karena gaya bahasanya yang indah dan romantic juga merupakan sastrawan mesir yang banyak menyadur karya-karya sastrawan asing meskipun dia tidak terlalu mahir dalam berbahasa asing. Salah satunya adalah novel Sang Penyair. Novel tersebut adalah saduran dari karya Edmund Rustau, sastrawan Prancis.

Karya-karya dari Mushtafa Luthfi Al-Manfaluthi banyak mengangkat masalah-masalah sosial kemasyarakatan seperti kebodohan, kesengsaraan, kepedihan, dan dedikasi moral. Karya-karya nya tercipta karena melihat keadaan Mesir yang pada waktu itu dijajah oleh Inggris. Mushtafa Luthfi Al-Manfaluthi merupakan salah satu sastrawan besar dalam kesusastraan Arab pada tahun 1876-1942.

B. Uraian Teks

Mustafa Lutfi Al Manfaluti hidup sebagai seorang penulis besar pada masa pendudukan dunia timur oleh barat dan berkembangnya industri barat. Sehingga terjadi penjajahan terhadap negara islam yang dapat menimbulkan perpecahan yang dipenuhi rasa benci. Karena itu Mustafa Lutfi Al Manfaluti tampil memberikan pidato tentang dunia barat dengan kata-kata yang jelas dan ilmiah. Antara lain:

امة مسلمة شرقية:

الأمة المصرية امة مسلمة شرقية, فيجب أن يبقى لها دينها وشرقيتها ما جرى نيلها في ارضها, وذهبت اهرامها في سمائها حتى تبدل الأرض غير الأرض والسموات:

إن خطوة واحدة يخطوها المصري إلى الغرب تدني اليه اجله, وتدنيه من مهوى سحيق يقبر فيه قيرا لا حياة له من بعده إلى يوم يبعثون.

سوء التقليد:

يريد المصري أن يقلد الغؤبي في نساطه وخفته, فلا نشط إلا في غدواته وروحاته فإذا جد الجد, واراد نفسه على ان يعمل عملا من الأعمال المحتاجة إلا قليل من الصبر دب الملل في نفسه دبيب الكرى بين اهداف الجفون.

يريد ان يقلده في رفاهيته ونعمته فلا يفهم منهما إلا أنّالأولى اتأنث في الحركات, والثانيه الإختلاف إلى مواطن الفسق ومخابئ الفجور.

يريد ان يقلده في العلم, فلا يعرف منه إلا كلمات يرددها بين شدقيه, ترديدا لا يلجأ فيه إلى ركن من العلم ةثيق, ولا يعتصم به من جهل شائن.

هذا شأن في الفضائل الغربية, يأخذها صورة مشوهة, وقضية معكوسة, لا يعرف لها مغزى ولا ينتحى بها مقصدا, ولايذهب فيها مذهب, فيكون مثله كمثل جهلة المتدينين الذين يقلدون السلف الصالحفي تطهير الثياب, وقلوبهم ملأى بالأقذار والأكدار, ويجارونهم في اداء صور العبادات وإن كانوا لا ينتهون عن فحشاء ولا عن منكر.

أمّا ِشأنه في الرذائل الغربية فإنهأقدر الناس على أخذها كما هي, فينتحر كما ينتحر الغربي, ويلحد كما يلحد ويستهتر في الفسوق استهتاره, ويترسم في الفجور اثاره.

Dalam teks ini penulis (Mustafa Lufti Al Manfaluti) mengungkapkan rasa kecewa yang mendalam ketika melihat orang-orang mesir mengikuti peradaban Eropa yang penuh akan hiburan dan perusakan. Akan tetapi mereka tidak pernah mengikuti kemajuannya. sehingga sangat rugi mereka. Bahkan menjadikan segalanya tambah menurun. Seperti pendapat penulis barang siapa yang mengajak untuk berpegang pada peradaban impor maka sesungguhnya peradaban itu seperti pintu kebebasan yang menginginkan untuk menjelaskan kejelekan dari pada kebaikan dan menunjukkan pada perpecahan.

Orang-orang Mesir adalah orang islam timur maka seharusnya mendengarkan pendapat penulis yang antara lain:

1. Berpegang pada agama islam sampai bumi ini berubah karena sesungguhnya agama adalah satu-satunya jalan kemajuan yang benar dan pintu perkembangan peradaban.

2. Mampu melihat dengan mata akal terhadap sesuatu yang terjadi. Orang Barat merupakan orang yang giat bekerja dan melakukan penelitian. Maka kita seharusnya mengikuti tradisi itu dan tidak berpegang pada kesenangan dan hiburan.

3. Orang-orang barat selalu mengedepankan keilmuan sehingga mampu memajukan peradabannya. Seharusnya kita mampu bersaing dengan mereka karena agama islam mengajak pada dunia keilmuan juga.

4. Barat terkenal dengan kebiasaan yang hina seperti fasiq, menghamburkan harta, suka berdebat, meminum khomr dan suka hiburan. Maka hal demikian jangan diikuti karena agama kita melarang hal yang demikian.

5. Peradaban barat merupakan peradaban yang berkambang di masa ini. Sedangkan peradaban kita berkembang sebelumnya yang. Banyak para ulama’ terkenal di Andalus dan Baghdad sebagai negara islam maju pada masa dinasti Abbasiyah. Maka kita harus bangga dengan peradaban dan negara kita. Sebaliknya kita jangan bangga dengan Roma, Paris New York misanya.

6. Seharusnya kita memperkokoh kembali untuk gemar menulis.

Analisi Teks

  1. Penulis menggunakan gaya struktur penulisan yang bebas
  2. Apa adanya (mengalir)
  3. Gaya Penulisan yang seperti ini sering dipakai saat itu karena penulisan ini berbentuk makalah sehingga mampu difaham
  4. Tidak adanya bahasa pengandaian ( Ibarat)
  5. Tulisannya jelas
  6. Membawa pesan makna yang langsung tertuju


Category: 1 komentar

As'ada Imroatan Fil 'Alam (Kritik Tarjamah)

كوني صاحبة همة عالية, أرجوك في الصعود دائما, أرجوك بالإستمرار أبدا, إحذر الهبوط والسقوط, واعلمي أن الحياة دقائق وثواني, وكوني كالنملة في الجد والمثابرة والصبر.
Jadilah Anda seorang wanita yang bercita-cita tinggi. Kumohon selalu naik. Kumohon selalu terus melangkah selamanya dan hati-hatilah jangan sampai menurun atau terjatuh. Ketahuilah bahwa hidup ini terdiri dari menit dan detik. Jadilah Anda seperti semut dalam hal kesungguhan, ketekunan dan kesabaran.
كوني : كان – يكون ______ كوني (أمر): jadilah
صاحبة: مؤنث الصاحب dzat, teman perempuan
همة : نية intention, purpose, design
عالية: tinggi
-Jadilah seorang wanita yang bercita-cita tinggi-
penerjemahan dari satu paragraf di atas adalah model penerjemahan Harfiyah atau terjemahan setia. Penerjemah menyalin makna dari teks sumber sesuai perkata dari bahasa sumber. terjemahan seperti ini masih bisa difahami karena bahasanya yang komonikatif walaupun terkadang model terjemahan harfiyah sulit difahami karena terlalu setia dengan bahasa sumber.

أرجوك: رجى – يرجوا _________ أرجوا saya berharap
في : حرف الجر di, didalam
الصعود: إرتقى, طلع, علا to ascend, climb, to rise, go up.(naik, di atas)
دائما: tetap, terus menerus
Kumohon selalu naik. (Bsa)
Penerjemah diatas menggunakan model penerjemahan Harfiyah yang diambil secara perkata dari bahasa sumber tanpa membuang satu makna sekalipun sehingga menyulitkan pembaca untuk memahami maksud yang ingin disampaikan.
Alternatif terjemahan dari kami yaitu seharusnya menggunakan model terjemah tafsiriyah:
-jadilah yang terbaik selamanya-
Kami menerjemahkan dengan model Tafshiriyah supaya lebih bisa difahami oleh pembaca. Kami juga mengganti kata “naik” dengan kata terbaik karena kata “naik” juga bisa diartikan dengan makna: ke atas, bertambah, maju, terangkat dan terbang . Terjemahan ini juga menggunakan model terjemahan interbahasa karena menggunakan bahasa yang berbeda dalam suatu bahasa akan tetapi dalam satu makna . Menurut Izzudin Muhammad Najib, salah satu model terjemahan yaitu terjemah bebas atau terjemah kreatif. Dalam terjemahan model ini diperbolehkan untuk melakukan pembuangan atau penambahan dalam satu kata atau lebih. Maka dari itu kami membuang kata “Harap (Arju)” dan menggantinya dengan “jadilah” karena dalam kamus Tesaurus Bahasa Indonesia kata “Harap” bermakna “memohon atau meminta” jadi, dari makna ini kami analogikan bahwa suatu permintaan atau permohonan adalah merupakan permintaan untuk “menjadi”.
Penerjemah membuat kalimat perintah permohonan . Menurut kami kalimat perintah permohonan ini kurang bisa komunikatif karena didalamnya tidak ditemukan kata keterangan. Maka dari itu kami merubahnya menjadi kalimat perintah lansung dengan mecantumkan kata keterangannya sekaligus.

أرجوك : رجى – يرجوا _________ أرجوا saya berharap
بالإستمرار : to continue, meneruskan
أبدا: selamanya
_Kumohon selalu terus melangkah selamanya_
Paragraf kali ini tidak jauh beda dari makna sebelumnya yaitu penerjemah menggunakan metode Harfiyah dalam penerjemahannya. Penerjemahan model seperti ini kadang membingungkan pembaca karena erlalu setia pada bahasa sumber tanpa menghilangkan makna satupun. Akan tetapi penerjemah tidak sepenuhnya menggunakan model Harfiyah karena dia juga menambahkan kata “melangkah” dan tidak terdapat bahasa sumber yang menjelaskan kata “melangkah.
Alternatif terjemahan:
Jangan pernah menyerah dalam berjuang
Kami menggunakan model terjemahan Tafshiriyah dengan menafsirkan makna -selalu- dengan -jangan pernah menyerah- karena kata –selalu sendiri mempunyai arti –berkelanjutan, berkepanjangan- jadi kami analogikan makna ini dengan jangan pernah menyerah.
Kata –jangan pernah menyerah- merupakan predikat yang membutuhkan kata keterangan maka dari itu kami menggunakan kata –dalam berjuang- sebagai pengganti kata –terus melangkah-.
Model penerjemahan ini juga seharusnya menggunakan model calque yaitu mengalihkan sebuah kalimat yang mempunyai makna khusus dengan menyandarkan pada makna lain yang bisa difahami seperti contoh: kata بالإستمرار mempunysi makna -berkelanjutan- kami ganti dengan makna –jangan pernah menyerah- supaya lebih komunikatif kepada para pembaca.
Model penerjemahan alternative kami juga menggunakan model terjemah kreatif, tidak jauh beda dengan penjelasan sebelumnya bahwa model terjemahan kreatif yaitu bisa mengurangi atau menambahkan terjemahan dari bahasa sumber.
Dari segi gramatikalnya kata –selalu terus- kurang tepat karena ada pemborosan kata. Kata -selalu terus- seyogyanya adalah satu makna karena makna dari kata selalu juga bisa diartikan sebagai terus . Kata -selalu terus- kami ganti dengan kata –jangan pernah- yang berarti -harus terus menerus- dan bisa dirubah menjadi kalimat perintah yaitu -jangan pernah-.

إحذر berhati-hati, waspada :
الهبوطyang turun, jatuh . Sinking (tenggelam) :
والسقوطyang dibawah, rendah :
-dan hati-hatilah jangan sampai menurun atau terjatuh-
Model terjemah diatas menggunakan tekhnik borrowing yaitu menerjemahkan suatu kata sesuai dengan bahasa sumber tanpa mencari persamaan kata dalam saru makna tersebut.
Alternatif terjemahan:
Berhati-hatilah bila suatu saat Anda terjatuh dan bukan menjadi yang pertama lagi (yang terakhir).
Kami menggunakan model terjemahan Tafshiriyah karena dengan begitu maksud dan tujuan bahasa sumber dapat tersampaikan. Kami juga menambahkan keterangan waktu –bila suatu saat- karena kata –jatuh- merupakan bentuk kata kerja yang membutuhkan kata keterangan.
Kata –hati-hatilah – adalah kata tidak baku dan kami menggantinya dengan kata baku yaitu –berhati-hatilah supaya menyeragamkan seluruh kalimat yang menggunakan kata baku.
Penerjemah tidak sepenuhnya memakai model terjemahan Harfiyah karena dia juga menambahkan kata yang tidak terdapat dalam bahasa sumber akan tetapi penambahan kata –dan- yang berada di awal kalimat tidak mempengaruhi makna jika diabaikan

واعلميketahuilah:
أنsesungguhnya:
الحياةkehidupan:
دقائقmenit-menit:
وثوانيdetik-detik:
-Ketahuilah bahwa hidup ini terdiri dari menit dan detik-.
Penerjemah disini terlalu setia dengan bahasa sumber tanpa memaknai kembali makna yang terkandung dalam makna bahasa sumber sehingga kurang memahamkan kepada pembaca.
Alternatif terjemahan:
-Ketahuilah sesungguhnya hidup ini terus berjalan-
Kami mengganti kata –menit dan detik- dengan -terus berjalan- karena makna dari kata menit dan detik adalah berhubungan dengan waktu yang tidak ada akhirnya.
Sekali lagi kami menggunakan model terjemahan kreatif dengan tidak meninggalkan model Harfiyahnya. Kami lebih mementingkan makna dari teks bahasa sumber dan menyuguhkannya dengan gaya bahasa yang lebih komonikatif.

وكونيjadilah:
كالنملةseperti semut:
فيdidalam:
الجدkesungguhan:
والمثابرةketekunan:
والصبرkesabaran:

-Jadilah Anda seperti semut dalam hal kesungguhan, ketekunan dan kesabaran-.
Terjemahan yang disuguhkan oleh penerjemah menggunakan model terjemahan Harfiyah-maknawiyah yaitu kompromi antara terjemah Harfiyah dan terjemah bebas . Karena dalam penerjemahannya dia setia dengan bahasa sumber akn tetapi juga terdapat sedikit penambahan kata yang tidak ditemukan dalam bahasa sumber. Model penerjemahan seperti ini sangat bagus karena disamping memaknai makna yang terdapat dalam bahasa sumber akan tetapi masih tetap tidak meninggalkan bahasa sumber.

Alternatif terjemahan keseluruhan:
Jadilah seorang wanita yang bercita-cita tinggi. jadilah yang terbaik selamanya dan Jangan pernah menyerah dalam berjuang. Ketahuilah sesungguhnya hidup ini terus berjalan. Dan Jadilah Anda seperti semut dalam hal kesungguhan, ketekunan dan kesabaran.
Kami menggunakan model terjemah Tafshiriyah akan tetapi juga tidak menghilangkan model Harfiyahnya. Karena bahasa sumber adalah kalimat motifasi maka seyogyanya menggunakan bahasa yang komunikatif dengan pembaca supaya dapat mudah dicerna.
Teks terjemah yang kami angkat merupak model terjemahan Teks Ilmiah Sosial Umum, dimana gaya bahasa yang digunakannya sangat familiar kepada para pembaca sehingga penerjemahannya harus benar-benar kreatif suapaya lebih bisa dicerna oleh pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

Fatawi. M. Faishol, 2009, seni menerjemah. Malang: UIN-Malang Press.
Suparno, Abdurrohman. Azhar Muhammad, 2005. MAFAZA Pintar Menerjemahkan Arab-Indonesia. Yogyakarta: Absolut.
Mufid. Nur, Rahman Kaserun.2007. Buku Pintar Menerjemah Arab-Indonesia. Surabaya: PENERBIT PUSTAKA PROGRESIF.
Finoza. Lamuddin, 2008. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
Tim penyusun, 2008, Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pendidikan Bahasa.
Kamus Al Mawrid. 1995, Rohli Balbaki. Lebanon: Dar El ilmi Lil malayiin.
Ali, Atabik. Muhdi, Zuhdhor. Kamus Krapyak Al ‘Ashri.
Category: 0 komentar

Saussure Untuk Sastra

Judul : Saussure Untuk Sastra

Sebuah metode kritik sastra struktural

Penulis : Rh. WIDADA

Penerbit : JALASUTRA Anggota IKAPI

BAB I

Bukan merupakan hal yang asing lagi tentang kurangnya referensi kritik sastra, jika dibandingkan dengan rumpun ilmu humaniora yang lain hanya kritik sastra lah yang kurang dalam referensi dan perbincangan dalam hal tersebut sangat sulit ditemukan, para sastrawanpun dalam bekerjanya bukan tidak menggunakan metode disebabkan hal tersebut akan tetapi mereka sudah terlatih dalam metodologi kritik sastra hanya saja tidak semua metodologi dicantumkan secara ekspilit.

Sempat ada perdebatan dalam teori M Abrams (teeuw, 1988) dalam penelitian teori-teori sastra pada zaman romantik dalam genre puisi dan sastra inggris abad ke-19. Model penelitian yang dibuat Abrams adalah

semesta

Pengarang karya pembaca

Dari model tersebut pendekatan terhadap sastra dikategorikan dalam empat golongan yaitu:

1. Pendekatan mimetik

2. Pendekatan ekspresif

3. Pendekatan pragmatik

4. Pendekatan objektif

Dalam metode ini masih ditemukan beberapa faktor penting yang belum dijelaskan, menurut teeuw yaitu:

1. Faktor sistem bahasa sebagai media karya sastra.

2. Faktor konveksi sastra.

3. Faktor pembaca sebagai variabel sosial dan historis.

4. Faktor bentuk karya sebagai variabel.

5. Faktor kriteria penilaian sastra

Cara atau awal mula pengenalan sastra yaitu harus dengan memahami bahasa terlebih dahulu akan tetapi teori yang berkembang dalam bahasa sendiri sangatlah bermacam-macam sehingga menambah daftar kesulitan dalam mempelajari sastra. Salah satu teori yang berkembang yaitu yang dicetuskan oleh Saussure yang mengacu pada bidang linguistiknya.

BAB II

Nama Ferdinand De Saussure bukan hal asing lagi di telinga kita terutama para penikmat sastra dalam bidang linguis. Dia adalah salah satu pencetus prinsip-prinsip linguistik, yang mana prinsip-prinsip tersebut dapat disederhanakan sebagai berikut:

1. Bahasa adalah sebuah fakta sosial

2. Bahasa bersifat laten

3. Bahasa adalah suatu sistem atau struktu tanda-tanda

4. Adanya hubungan paradigmatik dan sintagmatik

5. Pentingnya relasiatau hubungan-hubungan antar unsur

6. Bahasa hanya dapat dikaji melalui pendekatan sinkronik

Menurut Saussure bahasa adalah fakta sosial yang mana bahasa merupakan fenomena sosial yang tidak dapat dipisahkan dari manusia begitu juga manusia tidak dapat dipisahkan dari sebuah bahasa, bahasa tidak akan pernah ada jika tidak ada manusia yang memperhatikannya begitu juga sebaliknya.

Salah satu prinsip bahasa yang polpuler menurut Saussure juga bahwa bahasa sebagai Langue dan Parol, yang mana bahasa penuh dengan kaida-kaidah didalamnya dan tanpa sadar manusia seringkali membuat kaidah sendiri atau kaidah baru dalam kemunculan bahasa. Bahasa juga mempunyai sifat yang tentu yang bisa berubah sewaktu-waktu dan berkembang dengan pesat.

Bahasa sebagai sistem tanda juga merupakan dari salah satu prinsip bahasa menurut Saussure, yakni bahasa sendiri merupakan sistem tanda dan terdapat hubungan antar tanda-tanda tersebut yang menggunakan aturan-aturan tertentu yang memungkinkan bahasa untuk mengembangkan sayapnya dalam sarana komunikasi dan pemahaman tentang bahasa tidaklah sesederhana saat ini yang kita fahami bahwa bahasa tidak dapat dipisahkan berbagai nama benda, aktivitas, keadaan dan sebagainya.

BAB III

Setelah mengetahui tentang bebrapa prinsip Saussure akhirnya kahirlah prinsip baru dikalangan para ahli tentang prinsi strukturalisme.kemunculan strukturalisme sendiri mempunyai dampak yang besar terhadap para pemikir karena sebab kemunculannya tersebut membawa banyak pertentangan dikalangan ahli bahasa. Disamping itu strukturalisme dianggap sebagai filsafat yang bisa melenyapkan manusia. Akan tetapi semua hal tersebut dibantah oleh Wahl, Wahl beranggapan bahwa desas-desus yang ada merupakan komentar-komentar miring yang tak bertanggung jawab.

Terdapat banyak perdebatan dalam keterlibatan strukturalisme yang memasuki ranah kritik sastra, diantaranya ialah:

1. Sebuah kritik sastra yang beranggapan bahwa kritik tersebut menggunakan sistem strukturalis ternyata tidak sepenuhnya dalam memahami tentang strukturalisme sehingga penalaran-penalaran yang disandari tidak sempurna.

2. Kerancuan tentang kritik Saussure yang mana sebagian dari akademisi masih terlalu kurang pemahaman juka kritik Saussure dianggap sebagai kajian sastra.

3. Adanya pemahaman tentang analisis semiotik dalam kritik sastra merupakan tahapan yang terpisah dalam segi strukturalisme padahal suatu analisis masih merupakan genggaman dari Saussure maka secara tidak langsung merupakan bagian dari semiotik dan semiologi.

4. Adanya isu-iisu tentang kritik terlalalu mencondongkan diri pada unsur-unsur instrinsik karya sastra dalam kritik struktural.

5. Dengan semua isu dan kerancuan serta perdebatan diatas sangatlah berdampak pada metode yang digunakan.

semua permasalahan diatas tentang kerancuan dan adanya percampuran dalam kritik-kritik tersebut berdampak pada kritik sastra struktural yang dianggap sebagai pendekatan yang buntu dan tanpa solusi serta hanya berputar-putardalam permasalah instrinsik sastra. Dengan berbagai komentar tentang strukturalisme maka, sangatlah dibutuhkan pengetahuan yang bisa membantu menjawab isu-isu yang ada serta bisa meluruskannya secara ilmiah.

BAB IV

Banyaknya teori dan referensi yang disumbangkan dalam penkajian teori sastra maka dapat kita gabungkan beberapa pernyataan yang telah tertuang menjadi satu sehingga bisa menghasilkan sutu tori kritik sastra yang baru lagi. Terdapat berbagai macam metode dalam memahami aliran strukturalisme yang dihubungkan dengan teori Sauusure, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Membaca suatu karya sastra dengan teliti dan cermat.

2. Mencatat atau mereview ulang semua kesan-kesan pada saat membaca.

3. Mengelompokkan kesan-kesan tersebut menjadi satu.

4. Mencari hal-hal yang sekiranya merupakan bagian dari tanda dan isyarat dari karya tersbut.

5. Mencari kemiripan nalar dalam oposisi biner dalam karya tersebut.

6. Mengumpulkan oposisi biner yang awal mula masih sebuah anggapan menjadi satu kesatuan yang sempurna dengan oposisi biner yang lain.

7. Menarik kesimpulan tentang makna dari oposisi biner tersebut.

8. Membahas atau mendiskusikan kembali nalar dari oposisi biner yang dijadikan sebagai rujukan.

Yang perlu kita catat bahwa analisis kritik sastra struktural tidak boleh bersifat deduktif. Akan tetapi harus berangkat dari asumsi-asumsi awal atau penelitian secara mendalam terlebih dahulu dalam penentuan analisis ini dengan merujuk pada oposisi biner yang telah ada.

Segi positiv dari analisis strukturalisme patut diperhitungkan juga karena strukturalisme merupakan jalan menuju metode untuk melihat bentuk dan isi secara garis besar. Hal tersebut sangatlah efektif untuk penalaran sebuah analisis karya sastra dan memungkinkan teori dan kajian poststruktural dengan bebas dan luas dapat terkuak.

BAB V

Bab V disini menjelaskan lebih rinci tentang langkah-langkah yang disunakan dalam analisis struktural yang telah disebutkandalam bab IV diatas. Langkah pertama yaitu harus membaca dengan cermat terlebih dahulu dalam karya sastra. Ada sebuah anggapan bahwa pembacaan secara cermat dalam sebuah karya sastra akan mematikan sense sastra yang terkandung dalam maknanya. Hal itu bukanlah hal utama yang dihawatirkan karena pembacaan secara cermat ini untu menghasilkan suatu analisi strukturalisme yang sempurna.

Langkah selanjutnya yaitu mencatat kembali kesan-kesan pembacaan yang ada dalam karya sastra tersebut. Hal ini untuk lebih memudahkan penganalisisan sebuah karya karena tidak menutup kemungkinan jika dalam menganalisis akan menamukan hal-hal yang sulit kita pahami atau bahasa yang digunakan belum terlalu dikenal dalam bahasa-bahasa sastra sehingga dengan mecatat kembali kesan-kesan yang ada maka se peneliti bisa lebih mengembangkan analisisnya.

Tugas seorang pengkaji sastra adalah menyajikan hasil karyanya. Jika kajian yang dilakukan berbentuk ilmiah maka didalamnya harus mengandung metode-metode dan pemberian argumen yang logis. Begitu juga jika disajikan dalam bentuk essai, didalamnya juga harus menggunakan metode-metode yang jelas sesuai dengan kaidah pembuatan essai, intinya, apapun karya kita dan penyajian yang menggunakan metode apapun maka wajib memakai kaidah-kaidah yang sesuai dengan metodenya.

Langkah yang diambil juga pengklasifikasian kesan-kesan dalam karya sastra untuk selanjutnya bisa kita kumpulkan menjadi satu dalam kesempurnaan sebuah narasi dengan pendekatan-pendekatan yang lebih sesuai.ketika terdapat kesan yang kuat dan menantang dalam salah satu unsurnya maka dari situlah kebenaran suatu karya diperhitungkan.

Pengelompokan kesan-kesan tersebut juga tidak bisa dilakukan secara ketat karena seyogyanya hasil karya sastra yang kita baca merupakan analisis-analisis manusia yang juga banyak dipengaruhi oleh analisis lain. Jadi, jika akan mendalami sebuah analisis struktural maka dituntut untuk cermat dan peka terhadap hal-hal yang berhubungan dengan asumsi-asumsi struktural dalam karya sastra agar analisis yang ditempuh tidak separuh-separuh akan tetapi bisa sempurna.

BAB VI

Langkah-langkah penafsiran dalam suatu karya membutuhkan pembacaan berulang-ulang dari sstu tahap ke tahap yang lain begitu pula dari satu unsur ke unsur yang lain, dan hal seperti ini disebut dengan penafsiran hermeneutis. Penafsiran seperti ini disebut metode penafsiran strukturalisme karena proses penemuan maknanya rumit dan berlangsung bolak-balik dari satu tahap ke tahap yang lain, jadi membutuhkan pembacaan yang berulang-ulang untuk mencapai suatu penafsiran yang sempurna.

Dengan kerumitan dari proses hermeneutis bukan tidak mungkin untuk melakukan suatu penafsiran karya suatu karya tetap membutuhkan kritikan. Buku ini menawarkan langkah-langkah penafsiran yang cukup mudah seperti dengan langkah awal yaitu menemukan pertentangan-pertentangan relasional antar unsur yang sejenis dan sebanding dalam semesta struktur. Strukturalisme mengasumsikan dirinya bahwa makna akan ditemukan dalam prinsip perbedaan tanda, maka dari itu penafsiran sebuah karyanya dapat dimulai dengan cara menemukan relasi-relasi perbedaan antar tanda.

Perbedaan yang muncul dalam makna sudah cukup eksis di masyarakat kita. Seperti contoh dalam dunia ekonomi dan perdagangan, bahwa para pengusaha sudah sangat memahami bahwa nilai keunggulan suatu produk terletak pada perbedaannya dengan produk lain. Bahkan jika dalam mencari nilai keunggulannya tidak ditemukan sebuah perbedaan, mereka akan tetap mencari perbedaan-perbedaan semu dengan menciptakan citra atau image dengan sangat gencar.

Prinsip linguistik Saussure yakni sebuah tanda memiliki makna, arti atau nilai karena ia dibedakan dari tanda lainnya dalam sebuah sistem bahasa. Oleh karenanya untuk menemukan sebuah makna maka berangkat dari penemuan sebuah relasi perbedaan-perbedaan dan mengerefensikan nalar-nalar yang terdapat dalam perbedaan tersebut. Dalam linguistik Saussire juga narasi satramengandung makna tertentu karena strukturnya memiliki aturan-aturan atau sebuah formasi yang menempatkan berbagai konstitusi narasinya dal;am relasi pertentangan atu biasa disebut dengan oposisi binner.

Dalam linguistik Saussure juga kita dapat melihat tanda-tanda struktur narasi sebagai tanda yang terhubung dalam poros sintagmati dan paradigmatik.

1. Poros sintagmatik adalah: cara mengetahui poros sintagmatik adalah dengan cara membaca terlebih dahulu karya-karya sastra secara urut dari awal hingga akhir sambil mencari relasi-relasi perbedaan atau pertentantangan gagasan yang muncul didalamnya.

Cara membagi rentangan narasi sintagmatik bisa menjadi suatu kestuan yang dapat dianalisis yaitu dengan cara berthap dalam melakukan peninjauan bolak-balik antar tahap, dari tahap awal sampai akhir hingga meneukan penafsiran secara final.

2. Jika penelusuran hubungan paradigmatiktidak dapat dilihatsecara jelas karena hubungannya tidak bersifat tidak hadir secara fisik dalam narasi. Dalam penelusuran paradigmatik ini sudah dapat menjawab tentang analisis struktural yang selama ini dianggap telah mengaburkan sebuah karya sastra.

BAB VII

Cara berbahasa yang khas , sastra mengandung tujuan untuk menghasilkan efek-efek makna tertentu yang tidak mungkin dicapai oleh penggunaan bahasa biasa. Dengan kata lain, karya sastra merupakan suatu eksploitasi. Penafsiran karya sastra tidak sama dengan penggunaan penafsiran bahasa biasa. Maka dari itu analisis struktural mengambil dari linguistik Saussure.

Dalam teori mitologinya Barthes dikemukakan bahwa mitos adalah sebuah bentuk tuturan yang menggunakan sistem tanda tingkat kedua. Menurut Barthes juga bahwa mitos telah membangun makna dengan cara mengekspolitasi, merekayasa atu mempermainkan sistem tanda bahasa, karena dengan itu mitos bukan hanya memiliki makna ditingkat primer akan tetapi menyembunyikan makna lain atau menjadi makna kiasan.

Penafsiran mitos adalah upaya untuk menemikan makna-makna tersembunyi melalui sebuah analisis primer. Sebenarnya proses ini cukup rumit karena si peneliti dituntut untuk menemukan berbagai asosiasi semantik bisa terbentu dari tuturan-tuturan mistis. Akan tetapi walaupun cukup rumit, penulis menawarkan sebuah solusi cara menganalisis alur mitos. Cara-caranya sebagai berikut:

1. Meninjau paparan sintagmatik mitos dan menemukan prosedur mitos dalam merekayasa sistem tanda primernya.

2. Meninjau berbagai kemungkinan implikasi dan asosiasi maknawi dari rekayasa tersebut.

3. Mengiferensikan makna lainsecara logis.

Terdapat beberapa prosedur-prodedur pemitosan dalam suatu karya, yaitu sebagai berikut:

1. Penumpangtindihan tanda-tanda dalam sistem tanda primer. Prosedur ini memanfaatkan tanda yang mempunyai homologi-homologi makna atau bentuk.

2. Pembelokan dan pembalikan sistem tanda primer. Jika menggunakan prosedur ini maka atura-aturan sintagmatis dan juga makna-makna dalam sistem tanda primer disimpangkan dan dibalikkan.

3. Pengacauan atau penghancuran sistem tanda. Prosedur ini memperlakukan sistem tanda primer dalam sebuah mitos dengan menjungkirbalikkan, mengacaukan atau sama sekali tidak memenuhi aturan-aturannya.

Biografi Ferdinad De Saussure

Ferdinand de Saussure (26 November 1857 - 22 Februari 1913) adalah seorang ahli bahasa Swiss.

Dia dianggap linguistik sebagai cabang ilmu pengetahuan umum tanda ia mengusulkan untuk memanggil semiologi. Hal ini menjadi sebuah karya linguistik mani, mungkin karya linguistik strukturalis mani, di abad ke-20. (Lebih Untuk kajian sejarah bahasa, lihat tampilan Filologi.) Sinkronis tampak pada struktur bahasa sebagai sistem berfungsi pada titik waktu tertentu. This distinction was a breakthrough and became generally accepted. Perbedaan ini adalah sebuah terobosan dan menjadi yang berlaku umum. (For further consideration of the importance of history in the study of language, see Linguistics.) (Untuk pertimbangan lebih lanjut tentang pentingnya sejarah dalam studi bahasa, lihat Linguistik.)

"Tanda adalah unit dasar langue (bahasa tertentu dengan diberi waktu). Langue Setiap adalah sebuah sistem lengkap tanda (. Parole pidato individu) merupakan manifestasi eksternal langue." Perbedaan penting lainnya adalah bahwa hubungan sintaksis antara, yang terjadi dalam teks tertentu, dan hubungan paradigmatik. De Saussure membuat penemuan penting dalam filologi Indo-Eropa yang sekarang dikenal sebagai teori laringeus. dalam bukunya Mythologies, menunjukkan bagaimana sistem de Saussure analisis tanda dapat diperluas ke tingkat yang kedua, mitos.

Category: 0 komentar